Hidup
memang mengajarkan agar selalu menyempurnakan yang belum sempurna sekalipun tak
akan pernah sempurna.
Bisa
saja hari ini dipandang sempurna, namun tidak untuk besok dan seterusnya, atau bisa
saja hari esok kesempurnaan itu datang tapi terlambat
“Kalau
menunggu kesiapan, mungkin hingga jerawatku tidak lagi tumbuh tetap saja tak
ada kata siap” katamu saat itu beralanalogi yang membuatku tersungging. Bagiku yang
penting apapun yang akhirnya diputuskan pasti melalui pertimbangan, walaupun
tidak kuketahui jenis “timbangan” apa yang engkau gunakan saat itu
“Jauh
dari apa saja yang dibenakku…” sejurus tampak kedua telapak tanganmu mengepalkan kekesalan yang terpendam.
Dan
memang apa yang engkau getirkan sekarang pernah singgah di pikiranku saat
keputusan itu engkau sampaikan lalu dua bulan kemudian terikrar dalam sebuah
janji sakral dan suci
Aku
memang tidak seberani dirimu, perempuan yang mengakhiri petualangan kesendiriannya di usia kita yang hanya terpaut sebulan. Sedang aku masih menikmati kesendirian menjelang 27 tahun, yang bagi sebagian orang menganggapnya cukup matang
Dan aku tak berkemampuan lebih dalam menghentikan air matamu, atau sejenak menenangkan hatimu mengusir kegelisahan yang mendera. Sebab aku sangat buta menyangkut permasalahan sepasang insan dengan ikatan cincin pernikahan, yang memang belum pernah kujalani. Bagiku apa yang engkau hadapi justru menjadi ketakutan
"Ternyata
dia tidak sesabar yang kulihat
Ternyata
dia pemarah
Dia
sering lalai dari kewajibannya
Ternyata
dia keras kepala
Ternyata
dia pemalas
Ternyata
dia kasar
Ternyata dia tega memukulku…"
Ternyata dia tega memukulku…"
“Dan
ternyata”….berulang kudengar di antara mata yang berair masih menahan
kekesalan
Sob…
Memang
begitulah jika masih bernama makhluk. Semakin lebih dekat mengenalnya makin
banyak kekecewaan. Awalnya mungkin saja ia sosok sempurna di sisi bagian mata
dan pikiranmu. Namun seiring waktu dan langkahmu bersamanya ada saja kerikil
yang menyambar membuatmu berubah pikiran tentang “ukuran” kesempurnaan bergeser
ke zona tak menyenangkan
Berbeda
dengan engkau mengenal sang Pencipta…semakin kita dekat mengenal-Nya, Ia makin sempurna dan jauh dari kekecewaan.
Maka dekatilah Dia, akrabilah Dia, sebab kesempurnaan sejati yang tidak mengecewakan hanya ada
pada-Nya. Sampaikan rintik kekecewanmu hari ini pada-Nya dan pasrahkan sepenuhnya.
26 Juli,
Warkop Jurnalis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar