Penggemar sepak bola jauh lebih
banyak dibanding olah raga lain. Tak heran jika atribut olah raga yang satu ini
laris manis, mulai dari tontonannya, game di PS, pernak pernik kostum pemain
hingga situs judi bola selalu digandrungi penggila bola. Namun tak semua penggemar mau mengambil semangat dari pemain maupun club yang diidolakannya
Kebetulan saya bukan penggemar sepak
bola dan tidak mengerti banyak soal dunia bola. Tapi tak ada salahnya jika ingin mencoba meniru semangat para pemain saat berlaga
di lapangan hijau, memperebutkan bukan hanya sekedar gelar juara tapi juga
dedikasi sebagai pemain dibarengi kerja sama tim. Nah, apa bedanya dengan semangat kerja kita?
Ambisi menyaksikan
sepakbola saat final kompetisi berlangsung kerap diperjuangkan walau harus
begadang mengorbankan waktu istirahat. Saat final berakhir, praktek dokter jadi
sasaran berikutnya diakibatkan unfit syndrome akibat begadang berhari-hari. Bahkan
tak jarang supporter berakhir babak belur di luar lapangan akibat fanatisme
bercampur semangat membela kesebelasan kebanggaannya
Melihat ambisi setiap
pemain menciptakan gol di gawang lawan adalah semangat yang patut ditiru oleh
siapapun. Bukankah setiap pemain juga professional, mereka berjuang untuk
disebut atlit pesepak bola apalagi untuk bermain di club sepokbola kenamaan. Perjalanan
berliku mulai dari ketekunan berlatih dari usia dini, sekolah sepak bola dengan
biaya yang tidak sedikit, hingga melengkapi fasilitas layaknya sebagaimana kita
kuliah menuntut ilmu dan kelak diaplikasikan di dunia kerja.
Dalam sebuah permainan
keras, tak jarang pemain harus keluar lapangan digantikan oleh pemain lain
tentu keputusan sang pelatih dan manajer mungkin karena dianggap kurang
berkontribusi positif dalam permainan, kurang menciptakan strategi serangan
atau juga karena cidera yang mewajibkan sang pemain istirahat total hingga
bermusim-musim.
Kebijakan pelatih dan
manajer mengganti pemain dengan pemain cadangan harusnya menguntungkan,
bukankah ia bisa lebih banyak beristirahat, tentu juga jam kerjanya terpotong. Lantas,
bukan raut wajah senang berseri-seri yang terlihat saat pemain diganti,
sebaliknya wajah kecewa sambil berlari kecil menuju wasit dan pemain cadangan
penggantinya, sembari berpelukan hangat menitipkan semangatnya yang masih
menggelora namun berakhir di tempat duduk istirahat
Bukan sekedar skill
mumpuni dari seorang Christian Ronaldo, Lionel Messi, atau Bambang Pamungkas
(biarin jauh banget) yang patut diteladani, tapi semangat dan kesungguhan
mereka hingga menyabet gelar bintang lapangan atau pemain termahal di club
terkaya, dan BP sebagai pentolan timnas.
Bukan sekedar gaji
dengan bayaran tinggi yang membuat mereka begitu semangat, tapi kecintaan
terhadap club sepakbola itu yang harusnya kita contoh. Lihatlah bagaimana
ekspresi kemenangan saat seorang pemain berhasil menciptakan gol. Berlari sekencang-kencangnya
menuju tribun mencari supporter sambil berekspresi gembira atas kemenangan yang
dicapai oleh kerja keras tim hingga mempersempahkan prestasi terbaik untuk
klubnya, lalu dihadiahi peluk dan cium pemain kesebelasan yang mengejarnya dari
belakang, sambil mencium logo club kebanggaannya. (nonton bola kalau pas golnya
doank)
Pernahkah terbayangkan,
saat kita puas dengan hasil kerja di atas target, berhasil memenangkan
kompetisi, atau sekedar menaklukkan sebuah tugas teralot dalam hidup, lalu
berekspresi layaknya pemain sepak bola kebanggaan kita? Mencium logo
perusahaan, lalu berpelukan hangat dengan sesama rekan kerja membagi semangat agar menghasilkan karya-karya
baru nan mengesankan dan menciptakan prestasi baru dengan kebersamaan?
Semoga kita tidak termasuk
orang yang hanya akan bekerja maksimal jika ditonton, dilihat dan digemari
orang banyak. Mari bekerja karena mencintai profesi dan ingin memberikan yang terbaik bagi tempat kita bekerja
Apa beda semangat mereka dan kita? |
D'Insomnier, terinspirasi melihat keasyikan shohib +Rudi Hermansyah, 12 Agustus 2013 (semangat yuk sob)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar