Raga, tiga hari berlalu
murkamu belum mereda. Kau tak jua bergeming saat kuajak beritirahat. Makanan
yang kuberi pun kau tolak mentah mentah. Kau seolah berkata "semuanya
terlambat"
Raga,
aku salah tidak berbuat adil padamu. Sering memerintahkanmu, memaksa bekerja saat kau lelah. Tak memberimu makan saat kau lapar, sadar
hanya menuruti dahaga, namun membasahimu dengan bekuan
es yang tidak kau inginkan
Raga,
aku terlalu sering berbuat zalim padamu, tidak
membersihkanmu dari rizki yang kurang halal, membiarkanmu menghirup kepulan
asap racun tembakau, membiarkanmu kehujanan tanpa menghiraukan dingin dan
laparmu, juga kerap tak melelapkanmu dalam selimut malam
Raga, padamkanlah api yang membakar helai nafasku, aku salah sering
mengabaikanmu di saat kau ingin berbakti pada Yang Maha Kuasa, sering
melalaikan bahwa kita satu, kau raga dan aku jiwa…dan kita dinamakan tubuh yang
hidup jika aku tidak hanya menuruti keinginan si batin
Raga, semoga tak terlambat menyadari, hasil dari memaksamu bekerja
ternyata tidak dapat kunikmati di tengah kemurkaanmu…
Suara jiwa kepada raga...Allohumassffii
Kamar putih 3 April 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar