Setitik Jejak Pena

gerututinta…

Sebut saja itu nama halaman ini, si penerus tahta singgasana dari blog sebelumnya. Leluhurnya bergelar CERUTUTIUP tutup usia terbunuh racun venomoria diretas para pemukim dunia maya.

Foto profil si penggerutu tinta sengaja tidak dipasang, bukan karena kehilangan identitas akibat wafatnya si cerututiup, tapi karena terlalu banyak julukan dari para shohib.

Yah…perkenalkan, sebagian shohib memanggilku Tulus, ada juga menyebut Almaidany, sebagian lagi memanggilku Uut. Nama belakangku Lubis, marga sekaligus identitas penting. Karena bukan sedang sensus, nomor KTP/ SIM atau passpor nampaknya tidak layak dicantumkan di sini :) yang pasti nama asli terselip pada nama halaman ini, so…terserah memanggil nama yang mana yang penting halal :)

Kamis, 03 April 2014

Dialog Jiwa pada Raga


Raga, tiga hari berlalu murkamu belum mereda. Kau tak jua bergeming saat kuajak beritirahat. Makanan yang kuberi pun kau tolak mentah mentah. Kau seolah berkata "semuanya terlambat"
Raga, aku salah tidak berbuat adil padamu. Sering memerintahkanmu, memaksa bekerja saat kau lelah. Tak memberimu makan saat kau lapar, sadar hanya menuruti dahaga, namun membasahimu dengan bekuan es yang tidak kau inginkan
Raga, aku terlalu sering berbuat zalim padamu, tidak membersihkanmu dari rizki yang kurang halal, membiarkanmu menghirup kepulan asap racun tembakau, membiarkanmu kehujanan tanpa menghiraukan dingin dan laparmu, juga kerap tak melelapkanmu dalam selimut malam
Raga, padamkanlah api yang membakar helai nafasku, aku salah sering mengabaikanmu di saat kau ingin berbakti pada Yang Maha Kuasa, sering melalaikan bahwa kita satu, kau raga dan aku jiwa…dan kita dinamakan tubuh yang hidup jika aku tidak hanya menuruti keinginan si batin
Raga, semoga tak terlambat menyadari, hasil dari memaksamu bekerja ternyata tidak dapat kunikmati di tengah kemurkaanmu…
Suara jiwa kepada raga...Allohumassffii

Kamar putih 3 April 2014


Tidak ada komentar: